Daun Indigofera Untuk Pakan Ayam
Sekitar 50 Persen penyumbang protein dalam pakan unggas berasal dari bungkil kedelai yang masih bergantung pada impor. Perlu dicari bahan potensial pengganti protein bungkil kedelai. Tiga mahasiswa IPB University, Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan yaitu Muhammad Agung Dwi Putra, Rina Sri Wulandari dan Ani Damayanti mencoba membuat ransum untuk unggas menggunakan sumber protein hijauan. Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKM-PE) 2019 yang mendapat pendanaan dari Kemenristekdikti ini memanfaatkan indigofera sebagai sumber protein dalam pakan unggas. Agung selaku ketua menjelaskan bawa ada empat kriteria bahan dapat dijadikan bahan baku pakan yaitu ketersediaan, zat anti nutrisi, harga dan kemudahan pengolahan. "Kita temukan bahan baku potensial yaitu indigofera. Indigofera memenuhi keempat kriteria tersebut. Selain kadar proteinnya yang tinggi, tanaman ini sudah banyak dibudidayakan, kadar antinutrisi indigofera sangat kecil dibandingkan hijauan lain, harganya sekitar Rp 4 ribu per kilogram dan pengolahannya cukup dikeringkan. Karena itu indigofera dipilih sebagai pensubstitusi protein bungkil kedelai,” ujarnya.Namun pada indigofera terdapat kendala yaitu tingginya serat yang membuat sulit dicerna oleh unggas. Hal ini menjadi tantangan bagi tim yang dibimbing oleh Dr Ir Muhammad Ridla ini. Untuk mengatasi ini Agung dan tim menambahkan beberapa enzim dalam ransum untuk meningkatkan kecernaan pakannya. "Untuk meningkatkan kecernaan kita coba tambahkan tiga macam enzim pada ransum ini. Enzimnya yaitu protease, phytase dan Non Starch Polysaccharide (NSP). Setelah diuji coba ditemukan bahwa kecernaan ransum bungkil kedelai masih terbaik. Pada ransum berbasis indigofera tanpa penambahan enzim kecernaannya sedikit turun. Namun setelah diberikan enzim ternyata mampu meningkatkan kecernaan ransum berbasis indigofera. "Ketiga enzim ini meningkatkan kecernaan dengan nilai yang berbeda karena keefektifan tiga enzim tersebut juga berbeda. Dari ketiga enzim, NSP yang paling efektif diberikan pada ransum berbasis indigofera berdasarkan nilai kecernaannya,” tuturnya.Enzim yang diberikan dalam bentuk serbuk dicampurkan ke dalam ransum ayam. Umumnya bahan ransum yang tinggi serat membuat unggas makan sedikit, cepat kenyang namun kebutuhan nutrisi belum tercukupi. "Dengan adanya enzim ini ternyata mampu meningkatkan konsumsi ransum. Selain itu enzim mampu mempertahankan zat makanan dalam tubuh untuk dicerna sehingga tidak ikut terbuang menjadi kotoran,” jelasnya. Tim peneliti ini menyimpulkan bahwa indigofera dapat mensubstitusi protein dari bungkil kedelai sehingga mampu menurunkan jumlah pemakaian bungkil kedelai pada ransum. "Namun saran dari kami untuk tetap menggunakan enzim untuk meningkatkan kecernaannya, karena penggunaan enzim mampu meningkatkan efisiensi penggunaan nutrien,” tandasnya (ipb.ac.id)
Indigofera memiliki kandungan protein kasar yang cukup tinggi (28,98%), serat kasar yang rendah (8,49%) dan kandungan vitamin A serta β-karoten yang tinggi, sehingga berpotensi sebagai bahan pakan sumber protein bagi ayam petelur. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan daun Indigofera segar sebagai suplemen pakan terhadap produksi dan warna kuning telur (yolk) ayam petelur Kampung Unggul Balitbangtan (KUB). Rancangan penelitian ini adalah posttest-only control group design yaitu rancangan dengan mengelompokan dua kelompok ayam petelur Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) yang dipilih secara acak. Kelompok satu adalah kelompok kontrol (0%) yaitu ayam KUB yang diberi pakan komersial tanpa tambahan suplemen daun Indigofera segar. Kelompok dua adalah kelompk ayam petelur KUB yang ditambah aun indigofera segar sebesar 10%. Pengulangan dilakukan 2 kali, satu kelompok terdiri dari 2 batray, masing-masing flok 18 ekor ayam dengan perbandingan jantan:betina = 1:5. Total ayam yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72 ekor. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 40 hari terhadap produksi telur, berat telur, dan warna kuning telur pada 4 sampel telur yang dihasilkan setiap batray. Data yang diperoleh dikumpulkan, diinput dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 23 for Windows menggunakan rumus t-test yaitu uji independent-sample T test. Produksi telur per hari dan warna kuning telur pada kelompok ayam KUB yang diberi Indigofera segar 10% berbeda nyata (P<0,003) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun berat telur tidak terdapat perbedaan yang nyata. Penggunaan Indigofera segar sebagai suplemen pakan ayam KUB sebesar 10% cukup baik untuk meningkatkan produksi dan warna kuning telur ayam.
Akbarillah, T., Kususiyah, D., & Hidayat. (2010). Pengaruh Penggunaan Daun Indigofera Segar Sebagai Suplemen Pakan Terhadap Produksi dan Warna Yolk Itik. Sains Peternakan Indonesia, 5, 27–33.
Akbarillah, T., Kususiyah, Kaharudin, D., & Hidayat. (2008). Kajian Tepung Daun Indigofera Sebagai Suplemen Pakan Terhadap Produksi Dan Kualitas Telur Puyuh. Peternakan Indonesia, 3(1), 20–23.
Alagbe, J. . (2020). Chemical Evaluation Of Proximate, Vitamin And Amino Acid Profile Of Leaf, Stem Bark And Root of Indigofera tinctoria. International Journal On Integrated Education, 3(X), 150–157.
Allama, H., Sjofjan, O., Widodo, E., & Prayogi, H. S. (2012). Pengaruh Penggunaan Tepung Ulat Kandang (Alphitobius Diaperinus) Dalam Pakan Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging. Jurnal Ilmu Ilmu Peternakan, 22(3), 1–8.
Anggraini, A. ., Widodo, W., Rahayu, I. ., & Sutanto, A. (2019). Efektivitas Penambahan Tepung Temulawak dalam Ransum Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Ayam Kampung Super. Sain Peternakan Indonesia, 14(2), 222–227.
Faradillah, F., Mutia, R., & Abdullah, L. (2015). Substitution of Soybean Meal With Indigofera Zollingeriana Top Leaf Meal on Egg Quality of Cortunix Cortunix Japonica. Media Peternakan, 38(3), 192–197.
Hermawan, A. (2015). Aplikasi Statistika pada Data Pendampingan untuk Karya Tulis Ilmiah (pertama). IAARD Press.
Iskandar, S., Hidayat, C., & Cahyaningsih, T. (2014). Pengaruh Pemberian Ransum Pre-Starter Pada Efisiensi Kinerja Ayam Lokal KUB. JITV, 19(3), 203–209.
Kompiang, I. ., Supriyati, Togatorop, M. ., & Jarmani, S. . (2001). Kinerja Ayam Kampung dengan Pemberian Pakan Secara Memilih dengan Bebas. JITV, 6(2), 94–99.
Nuningtyas, Y. . (2014). Pengaruh Penambahan Tepung Bawang Putih (Allium Sativum) Sebagai Aditif Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging. Jurnal Ternak Tropika, 15(1), 21–30.
Nuraini, S., Latif, A., & Djulardi, A. (2012). Evaluation of fermented bran tofu waste by Monascus urpureus in the diet on performance and quality of meat broiler. Proceeding of the 2nd International Seminar on Animal Industry. Jakarta, Indonesia, 225–230.
Nurdiyanto, R., Sutrisna, R., & Nova, K. (2015). Pengaruh Ransum Dengan Persentase Serat Kasar Yang Berbeda Terhadap Performa Ayam Jantan Tipe Medium Umur 3--8 Minggu. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 3(2), 12–19.
Pagala, M. A., Bain, A., & Surajat, A. (2018). Pengaruh Penambahan Tepung Daun Indigofera Zollingeriana Dalam Ransum Terhadap Produksi dan Berat Telur Ayam Arab. JITRO, 5(1), 51–61.
Palupi, R., Abdullah, L., Astuti, D. ., & Sumiati. (2014). Potensi dan Pemanfaatan Tepung Pucuk Indigofera sp. sebagai Bahan Pakan Substitusi Bungkil Kedelai dalam Ransum Ayam Petelur. Jitv, 19(3), 210–219.
Sartika, T. (2016a). Membedah ayam KUB bersama bu Tike. Puslitbangnak. http://m.tabloidsinartani.com/index.php?id=148&tx_ttnews%5Btt_news%5D=2327&cHash=afd2144765d1e72fe2cdade3b637cca4
Sartika, T. (2016b). Panen Ayam Kampung 70 hari (pertama). Penebar Swadaya.
Sinurat, A., Hidayat, C., Haryati, T., Wardhani, T., & Sartika, T. (2017). Pemberian Enzim BS4 Untuk Meningkatkan Performa Ayam KUB. Masa Pertumbuhan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner, 400–406.
Sirait, J., Simanihuruk, K., & Hutasoit, R. (2012). Potensi Indigofera Sp. Sebagai Pakan Kambing: Produksi, Nilai Nutrisi dan Palatabilitas. Tropika, 1(2), 56–60.
Sriagtula, R., Djulardi, A., Yuniza, A., Wizna, & Zurmiati. (2019). Effects of the Substitution of Corn with Sorghum and the Addition of Indigofera Leaf Flour on the Performance of Laying Hens. Adv. Anim. Vet. Sci., 7(10), 829–834.
Suharlina. (2012). Manfaat Indigofera Sp. dalam bidang pertanian dan industri. Pastura, 2(1), 30–33.
Suharlina, & Abdullah, L. (2012). Peningkatan Produktivitas Indigofera Sp. Sebagai Pakan Hijauan Berkualitas Tinggi Melalui Aplikasi Pupuk Organik Cair: 1. Produksi Hijauan dan Dampaknya Terhadap Kondisi Tanah. Pastura, 1(2), 39–43.
Suherman, A., Mahmud, Y., Ambasari, W., Hernaman, I., Yuhani, H., & Salim, R. (2020). Performa Ayam Sentul yang diberi Ransum Mengandung Indigofera zollingeriana. Jurnal Ilmu Dan Peternakan Tropis, 7(1), 8–14.
Suryana. (2017). Pengembangan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) di Kalimantan Selatan. Wartazoa, 27(1), 45–52.
Tarigan, A., Abdullah, L., Ginting, S. ., & Permana, I. . (2010). Produksi dan Komposisi Nutrisi Serta Kecernaan In Vitro Indigofera Sp pada Interval dan Tinggi Pemotongan Berbeda. Jitv, 15(3), 188–195.
Tarigan, A., & Ginting, S. . (2011). Pengaruh Taraf Pemberian Indigofera Sp. Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Pakan Serta Pertambahan Bobot Hidup Kambing Yang Diberi Rumput Brachiaria Ruziziensis. JITV, 16(1), 25–32.
Tirajoh, S., Dominanto, G. P., Usman, Soplanit, A., & Bakrie, B. (2021). Production performance of KUB chicken with the inclusion of Lamtoro (Leucaena leucocephala) leaf flour in the feed. The 3rd International Conference of Animal Science and Technology. The 3rd International Conference of Animal Science and Technology. https://doi.org/doi:10.1088/1755-1315/788/1/012035
Tirajoh, S., Usman, & Baliadi, Y. (2017). Kelayakan Usaha Tani Ayam KUB Melalui Pemanfaatan Daun Lamtoro Sebagai Pakan Lokal Di Kabupaten Jayapura, Papua. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan., 500–505.
Udjianto, A. (2016). Beternak Ayam Kampung Paling Unggul Pedaging dan Petelur KUB (Pertama). AgroMedia Pustaka.
Ulfa, M. ., & Djunaidi, I. . (2019). Substitusi Tepung Bonggol Pisang dan Indigofera Sp. Sebagai Pengganti Bekatul Dalam Ransum Untuk Meningkatkan Performa Ayam Broiler. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis, 2(2), 65–72.
Wahyu, J. (2004). Ilmu Nutrisi Unggas (5th ed.). Gadjah Mada University Press.
Widodo, A. R., Setiawan, H., Sudiyono, Sudibya, & Indreswari. (2013). Kecernaan Nutrien dan Performan Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Jantan yang diberi Ampas Tahu Fermentasi dalam Ransum. Tropical Animal Husbandry, 2(1), 51–57.
Yaman, M. ., Daud, M., Zulfan, Jufri, Y., & Karmil, T. . (2012). Evaluation Of Viability and Nutritive Value of Indigofera tinctoria as A Potential Animal Feeding in Aceh Province, Indonesia. The Proceedings of The 2nd Annual International Conference Syiah Kuala University & The 8th IMT-GT Uninet Biosciences Conference Banda Aceh, 22-24 November 2012, 125–128.
Zahra, A. A., Sunarti, D., & Suprijatna, E. (2012). Pengaruh pemberian pakan bebas pilih (Free choice feeding) terhadap performans produksi telur burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Animal Agricultural Journal, 1(1), 1–11.
Zaqi, M. ., Riyanti, R., Sutrisna, & Septinova, D. (2019). Pengaruh Pemberian Indigofera zollingeriana Dalam Ransum Terhadap Performa Itik Peking. Jurnal Riset Dan Inovasi Peternakan, 3(3), 8–13.
Zulfan, Zulfikar, H., Latif, Allaily, T., Nazarullah, & Shaleha, R. (2021). Effects Of Using Fermented Moringa (Moringa Oleifera) Leaf Meal And Yellow Corn In The Diets On The Performances and Income Over Feed Cost Of Broiler Chickens. Jurnal Agripet, 21(1), 84–91.
"Pemanfaatan indigofera lantaran ia melihat tanaman itu memiliki kandungan nutrisi cukup baik"
BOGOR - Ada berbagai jenis tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Salah satunya indigofera, pakan hijauan untuk ternak dari jenis kacang-kacangan (leguminosa).
Seperti yang dilakukan pemilik Garden of Prospective Agriculture, Rana Wijaya. Ia mulai memanfaatkan indigofera dari hasil pertanian untuk peternakan sejak akhir 2020.
Baca Juga: Pakan Pembuat Bebek Cepat Bertelur
Pemanfaatan indigofera lantaran ia melihat tanaman itu memiliki kandungan nutrisi cukup baik, terutama protein yang tinggi untuk ayam Kampung Unggulan Balitbangtan (KUB).
"Indigofera ini di zaman dulu digunakan untuk pewarna alami batik, tapi penelitian terbaru itu melihat potensi sumber protein untuk ternak kambing, sapi, juga domba. Nah, itu sudah umum, sekarang kita coba di sini ke ayam," kata Rana kepada jagadtani.id, baru-baru ini.
Selain mengandung protein sampai 27 persen, lanjut dia, indigofera juga memiliki kandungan lain yang sangat baik sebagai suplemen alami untuk ayam KUB.
Baca Juga: Menghasilkan Untung dari Ayam Kampung
"Daun indigofera lebih muda, semakin bagus. Jadi kita pakai untuk pakan tambahan ayam. Baik untuk tambahan protein, mineral, vitamin, fosfor dan lainnya," urainya.
Sejauh ini, imbuh Rana, sejak ayam diberikan indigofera dari umur satu minggu hingga sekarang menginjak delapan minggu, pertumbuhannya normal dan sehat bahkan lebih energik.
Indigofera itu diberikan dengan komposisi perbandingan 10 persen. Sedangkan dedak 60 persen dan pelet 30 persen. Sebelum diberikan diolah dengan cara difermentasi selama 24 atau 48 jam.
Ayam dapat diberikan pakan tersebut dua kali sehari, pagi dan sore. Sementara di siang hari, Rana biasa memberikan ayam dalam bentuk daun segar hasil petik langsung dari kebun.
Baca Juga: Menyeleksi Telur Ayam siap Ditetaskan
Tamanan indigofera dapat dipanen saat berumur empat bulan setelah masa tanam. Baiknya, kata Rana, pemetikan daun muda menyisakan empat sampai lima tangkai dari ujung pucuk.
"Pemberian pakan harian ini hitungan kita konsentrasi di angka 10 persen. Kalau banyak serat kasar dan sebagainya kurang baik, berpengaruh terhadap gangguan pertumbuhan ayam," jelasnya.
Rana mengatakan saat ini dengan penggunaan indigofera setidaknya dapat menghemat biaya pengeluaran pakan pabrik untuk ayam kurang lebih Rp.4.000 per kilogramnya.
Baca Juga: Fakta Penting dari Ayam Petelur
Selain kepada ratusan ayam KUB, ia awalnya menfaatkan indigofera sebagai pakan tambahan ikan nila yang dibudidayakan di area kebunnya, di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 22 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.4 841.8] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœì}ks]¹qàwUé?Ü/©S££ƒ7àx§ÖšGlO²™ÍÈëJyò�CQ�(Ê¢¯ö×/ú‰Æ¹ç’´gj“ÍnÙC±¯F£Ñ/ ‡O~õþÃëç¿üå“_}øp~ñêòùáOž]¿û×'Ï>½»|òíùË×oÏ?¼¾~ûä»�?| Ô¯/ÏŸ_¾ÿüóÃÓ/¿8<}öðÁ“¯ÝÁ¹Ã³¸ÃÚÿçɇ%ÕCiùðìª×øûïÊáåÍÃëá%B•¡¿øà�gÿzxöÛ‡¾ê}ýéáƒÿþðô*]¿¬>JõÐ#ô¶×âðÕ?~qxrb:O¯?|¸¾:=£¯¯¯?L3Òi¬y)é�Ü; 0öaíԄó‹?<òÑ2¦f4û©6¹×LCÅn�éáÉ·0Çüâ7_Ö'ÿpþöåáÑëç�óåÙ´.þàüîºø¸”²3ÄQçîTçJtZ<,Ï—&=~{y–½={œ½„çzßÿûÀ+øq8{M-¨pÕÿûA€WòË[�?¾<#4öÄeó<ù:lçìc]j�)üÍ™sÔÁsøí5tþ~»Ü‹K¦øü¨÷#Ž†."›éoiUÛÒæªßÁH“pžÏ #D(3žË/ï¡Â5Í£ÿ@¾üØQ7ý¿×ʶç'Š9/nCüÌõß[ÒtNMÐ9¿dÈÍ-Núûæ,™åBšX2:·çɾë*#¾t÷úº—.�Ó¨ÿræ ñ;–|v÷bú¾=|™»:5Yï3ˆÕT÷WgÞ?ú„‚C=ýÃÙc—OMó›³± ÞéBŽ„•~w–ë^jµ7ÊÉ§Ü Ž€¬þðô“°ÑOˆDW³%�æÀ‘‚ðw)ßÊÒYZÊöÔ÷Q‡á´:;ZzV>9‡%ˆÆ|¦ZæRØûÕÜÑ°(ù'À¾À_¿–…¸ämójO¨¬Õ¶ÄÍ€V— ˆËêlu SóB`þ‹Åªcë:x²‹ëø¿ .!¯�îë#ý“î(š*þËYpXIôÊCI\˜þ„|¬Œ"‰¾ÝìY˜þ+U|Àô™ÖíÜÑF±{iÃÏ[·N<½u⑪£mÒÒFßb0ø‡è•ÿWÀ¿¨ÅOiûŸü)ÛßÅÅ¥†\þ»NwŸÐº:´;èÿ öÿG£ÿÏ°ŸO.�w<ÿ³‚ùŸŠ±ÿÑ%ñ”÷åë�Lú-îB:í.¤C�c¬Úƒ�®í¼é{›ý€VG¡™ÃÐÌ»Ñì×gÚ¾î¿Üà”¾ùþïøõ5úÃoÑ�B7·C/¡ô5zRùÑg{<8&Ø·Ðcí‰^7½¾õ½3“û%’ð糄áZ@P,î*¡Ÿ‹CøÏ<9œËÛ�‚ú™µÇC~êÏì3#îšb\ëRü<Ç[×;߶ÞûîaÂÝ«ï²ñ67âW0–©Uñd�×e�³bî³Ûz®;1¥‹iØþ(Áæoë©Ýî»äˆÈ8Üí§”t8g™Äu~Š&FàÞ{kmÝ‹}\Ö:�v‰½™Å P¯4‘„EŒ’R�òÞÄ»¹æ¯5ÀñÒ¢/°hì³sÌEeÎ÷@ß³>½æ²k,»m²ng²1%�£i²·§ïL+8Pê ù êò·ÀºE5åwoy2?^��9ÓŽík'¼¾ÆßÞÙý›oñßáÚÿsCïôßž‹>¢µÚê†\½@ägSôw.ªnè2‚Ž»D–OýæãnO¤m *�‰·3ødšeèîuɽ˜‡zA±»ÞLS™*Rv‚,?Pˆ4xôÛs#šT{Ô€8‡MsÇøÛÚÛêó¡ãÒüLøí¼ˆ·+¯æ‘©,.ìؾãþÒŠ¦‘öJatøÕ•èÉ_èÄ_qºà½ ÇÍ�ÖZŠ\�°‚ô Ë@ŒCÿï¿Â¸GÓH¸–´®n�TÞÛ׫_J˜gr;«Ë_pXA6(…–ò>�׿ÀÀ•€‡3©[ÏÔÖ“r@Þ²�‚;³ºp,‹f~”¦”Ö�Èì„ýYBÜÕe8ë¿GNáOvŒÿ]ÝëÇQ¹x£ŽìñÀ˜PËÆÛµíÉ�_aÕÌâ¡?ѽ!ô'Ö[Ö{Ö8†°$?ux|bwÜÕ®ÕÏV°Ðb_òF£Ü&æ=Á¸mTןƒãœ‰€Û§öŽ>{s8ü/'³�›ýìèŒûôx2@™{Œýg»—†ð']`í1÷ ªb�C£aJü).×wÏÈˇßýÍ)ÿÞwk1ws;e'ãf®e½§6ô·hÃc“´Â¡s÷Ó2l9×àæ9o[ñÿ^ —yIVúî0c8u}2†Í\ð©î•Ù3dµÄÞý¨vîpæ+ƒâáÑä@‰Û5|ß®³ÀÝ{- êrã oúG¿·ûç+çS¿ˆ¿øˆ¹}h¿½¼1Ódœ_ªì¥ß«‹‰®RÃ>ü›38°üL�9n.�Oä�³?O¾ÎGŽnÄèö‚~¹®ñ«Ï;‰ðKüþIyüšÖu ½8%€¾øÜSÏá?ñWøU‹Ü(Ö©JéeëhŸnš¬O×Õ1òëÏÊÝ„¥þÖ/,=‘ªôN©wmt{43%¡º™ÆDãQg©Ig_|ŽÜ(D¨Ô_?ŸJ·Í}œ:˃G‰úJ£/ç»ÛxçfŠ]yö�aõäIVt 4…:$ÚŠ¾F„�‘oI¼%'%ù³]‰ÜŠ¡¯‹œ'ßHÈ:‡E/5í#†â†ãôN‡‰äö% Àn7½©öƒŽñJ“-�$œ•‰[ûÊúsÒd_•äãa_Îô¡ŸèŸ+Óá¥�ìö�Þ/÷bu_x7ßÄÑ‹Lš®åXé>vqJ7“há�‹'7¸'m%\U—�xxòþDð�®´Ô¢ŽŠ_žj—=ÜÑ°í É¿é‚ ·lL}ê\8/aêéäÕ·.3ge‘FÔ‹ûê£ækNv•Ñ£:Õ‹Â<+¦'öyHàcÜgB©yÏyœ�F¶ZèÈ[ 'ÄÍýì8²g_h4uo�/¨Ýg6"î«Óª7—g&……Vü†tœߒ}@5Ä`¿a�\Ý�¡{µSš¡�xñ•vÿ\‡|g{@EAec‹Ü(-²ÚµdFÞK.˸&²áf5:S¤ªÑ߃~Ïœñz£.Ô÷gXJTÿ_ÝÁxLao$xo\ÔißœC’ìêÝÙÖ+ãòßM ¤—*‘o†®|j3î8Гzy¶“ …†ß?úºúý™d® ûÏ&z1[¼I+Z�üVc¶‰Ž×[mT•Ic}Ÿu�%L ƒlÐ�[Ox_‚šS ¤ŠRBºaþȨþ÷×vå ü¥þGMµrÉsfìÍk]÷ã‹1LJy…«w–¬“V&°¶ê'ñ ÔP11ïï#–êS*9T©t@ûâDÅØ‘ÆÀõÐBâýÀÏ#·DÈù¨tÞµkSS¢~4w®ì4à°à�ýI=œºm¶>G…vïû5õ¹;��Î팬Áa-à=h‹<Ò0ÜST$5`×è¥Èá¼lk4z€‡Ûwv¡D¬Ø;ÝÀ4â0îØ#—{^rŸˆiiæ¶íÅ°*¬Ÿ²£L»®ŠlqY�^áFä$Áy«\’ª.Þ®ö´›Þé×í¶Î¼t*äª(LE„Ƽ,ÞYÂÐË5¦åLê+’==œÅ´Zç±&aöZÈØeZÊû,B@/Òî•âf¸Ç,}n�"XB£942¥'8x3% Nø•@ý¿ÊKk]65^šÈµIêDsÒpW-ä®åÂ<Ài§3:S]N†ª»¶ð™Lø›¯ìhB£˜„;ç•8×9šÍàa5n}±q¯¹ˆuÛèïÔ¤V‡Özr'`á;ð]7 ª�*E-†˜BÖlr§ í@ªÄš¤3Éå†(ñ&9.bŒ¾Žeå|4¸qÀ7%LÞ¨“:pŠBºWœÖä&Ð��ÆiCî†bçûïÞÚ^ÝŸMÞ·õF?Ó³�ZvÇzwGŸK¢y*d½×4¡lÿ�ñ;*`xx82±g¬;ér‘ÃS©£ )ú©‡1E= çŒ"'ºKNb§îNfr€ÐrªËÂ76…Ô , coÏ8°Üx8Ø–¾Aî*1y/ü?h4±·ck˜ã,À[íPœ#RªbÞr„˜Í.;v4Ý£?N=Û“éôlXÄ)9w®üôSp’Ø Î)%êÅÏðçµí[<Û¦ýÉF\–bOF„· ˜ïa™}Áw5szbìe¡cÒ—”á’M¿›á:uà°.Û1o;œÈ›º›|Y=Ê7¼µ ߃^³œeÞÇ mDoÙ±¬¡& j*¤HlªOM7�XXä7(SçgŽyu¿N- 9:�ÆùÀt¥JïÎȽi«y¨FO�yobÀC݉7·.xŒ’›îo–poõ¦NºØ¤©¸Xà|ÄË ñö¶ôtζ¥;7cktË�ûŽvnóîÉplÃÓ<ÅJç‘ÓŸ6Ûðå�SvïfNƒ<9vÁÍë7?J$¯›<Ù-z´Åy<§@ý�Ê#dR[=ÀÈu¦la’}ÉbŠ ¥ñxþ�E¦uJïæíq=xy©oGšóDZzôèrËŠ±wtœ×oA¡¼Ómüag{íú¹{2ÒpZ̃ äï›×¨œo^ßhl$sÝèyQÒnÍxÄnß·�·¥c¯ïèwhúΰQZŽå½ÂZõÑwÐ?šœïèG“öª…½«�6¢µ ¹Â¹æÄ�)òàÜùïÏ:ÉF=§÷ŽýÇŸon‰og5TqSÛÑîPC5ˆm0ó×»»|k”z;1¹ñnÔ}�ç—x}P3§¿añan}:I\ïçº6Mî&ŒfÜÉmþŠépÑdÌ9ÂɺZ·ÏâÉG>‘NUÉ}æãS9ª{3e/ÅѼ´?ã�<ò@cö‹aÁ·| d£Ì3ÝÝÈßiDË•ïq1tìøã„“#amñÍïã�ÃÅ ùþÀ|ì4î„ýc',�DÙ Žîc½ÑÍ9Ê~&ëžÌ%Þ�MKpÚ5±csæ9gHNÄæ-@l>usߣÑgÐ~n{ò¤×¥£º|8* K3g^©§þòËóû‹|�Aö|Ò¼ƒD¦˜Œÿö—ëY¡¼ÂŠýpO™òók2|�SüÇ‘óñ¹È*Ç4§ì5ÞKüF½ý|¸Ô½Þã}võq&ÅÈ›½ØîÇŽ�bN4ˆ•0¸“vâž ÿ+:tEü^ú�hi8NS\ªj=ßãÛQ `�êN‹myóíPÙãtÇ& ì(wïG_—6Ïõ纃º#ïÂÜ÷éd[�$øTwg£ÁjÞÜz;Éï$9°·¯=… ã`xÿ.Ó-‰hP¨|&ó¸«R›»ÖwO¨=dçþ�ö}t’ë™´n°POß‚ÂÍ™È|ÝaLîø{?ÏÕÜ»Ø3»A®]ÓÍ‹û«¾„OEöå~KP–Û–fc�ð$¯eÏc�RFšeXAO#Ü~s¸�¼‹¼™tsOCïóe—{}©ª·Cø´è±º¹÷0û¢Çm¥‹+ïã�o/àP¼³^ÜÏÇw¡Á¦Qn™»�7 ~Ãâóx ù;0~ÁÛgŠ�þNܶme¢|‰_Ø8¯(@:|Ęø;µáœ 3á0ÆbØ—ýî)ü”ÚÉæp°îþ‹ÆÖ/”ÛrËþö˜C)�ÛI6ËËé��íÉ¡s÷í÷ôãÂ�~[ѯ¸ÝÕïé7u;ý֑ܳ_yŸö§‡bìÜÃŽºÐÆÞWÿ[òá¢wóä7Wç//{ØöåõaïCq!�~Qƒ)[ﱄfûH'û�g`îðgþ€_ÿõ�‡%,05¸PÙ»I½Óµ0üæáƒïöº*ƒ8«ŽHlN 6�–¤r’¤Ý‡ø¥ÁN”O½»ìà£"½¯Òµm×…€h„ψýŸ¸8Ð Vò… NÐVŽ¡ "9(Ω!ԙס½@Pž¼:-†KŸTÜ5G‡b�ÔQáÊ9$Dd¬\¨´fZA ×Ìuk¢9t¦ ÔçP€�ÏuQà8 æ›—âÊ¢û
y¨FO�yobÀC݉7·.xŒ’›îo–poõ¦NºØ¤©¸Xà|ÄË ñö¶ôtζ¥;7cktË�ûŽvnóîÉplÃÓ<ÅJç‘ÓŸ6Ûðå�SvïfNƒ<9vÁÍë7?J$¯›<Ù-z´Åy<§@ý�Ê#dR[=ÀÈu¦la’}ÉbŠ ¥ñxþ�E¦uJïæíq=xy©oGšóDZzôèrËŠ±wtœ×oA¡¼Ómüag{íú¹{2ÒpZ̃ äï›×¨œo^ßhl$sÝèyQÒnÍxÄnß·�·¥c¯ïèwhúΰQZŽå½ÂZõÑwÐ?šœïèG“öª…½«�6¢µ ¹Â¹æÄ�)òàÜùïÏ:ÉF=§÷ŽýÇŸon‰og5TqSÛÑîPC5ˆm0ó×»»|k”z;1¹ñnÔ}�ç—x}P3§¿añan}:I\ïçº6Mî&ŒfÜÉmþŠépÑdÌ9ÂɺZ·ÏâÉG>‘NUÉ}æãS9ª{3e/ÅѼ´?ã�<ò@cö‹aÁ·| d£Ì3ÝÝÈßiDË•ïq1tìøã„“#amñÍïã�ÃÅ ùþÀ|ì4î„ýc',�DÙ Žîc½ÑÍ9Ê~&ëžÌ%Þ�MKpÚ5±csæ9gHNÄæ-@l>usߣÑgÐ~n{ò¤×¥£º|8* K3g^©§þòËóû‹|�Aö|Ò¼ƒD¦˜Œÿö—ëY¡¼ÂŠýpO™òók2|�SüÇ‘óñ¹È*Ç4§ì5ÞKüF½ý|¸Ô½Þã}võq&ÅÈ›½ØîÇŽ�bN4ˆ•0¸“vâž ÿ+:tEü^ú�hi8NS\ªj=ßãÛQ `�êN‹myóíPÙãtÇ& ì(wïG_—6Ïõ纃º#ïÂÜ÷éd[�$øTwg£ÁjÞÜz;Éï$9°·¯=… ã`xÿ.Ó-‰hP¨|&ó¸«R›»ÖwO¨=dçþ�ö}t’ë™´n°POß‚ÂÍ™È|ÝaLîø{?ÏÕÜ»Ø3»A®]ÓÍ‹û«¾„OEöå~KP–Û–fc�ð$¯eÏc�RFšeXAO#Ü~s¸�¼‹¼™tsOCïóe—{}©ª·Cø´è±º¹÷0û¢Çm¥‹+ïã�o/àP¼³^ÜÏÇw¡Á¦Qn™»�7 ~Ãâóx ù;0~ÁÛgŠ�þNܶme¢|‰_Ø8¯(@:|Ęø;µáœ 3á0ÆbØ—ýî)ü”ÚÉæp°îþ‹ÆÖ/”ÛrËþö˜C)�ÛI6ËËé��íÉ¡s÷í÷ôãÂ�~[ѯ¸ÝÕïé7u;ý֑ܳ_yŸö§‡bìÜÃŽºÐÆÞWÿ[òá¢wóä7Wç//{ØöåõaïCq!�~Qƒ)[ﱄfûH'û�g`îðgþ€_ÿõ�‡%,05¸PÙ»I½Óµ0üæáƒïöº*ƒ8«ŽHlN 6�–¤r’¤Ý‡ø¥ÁN”O½»ìà£"½¯Òµm×…€h„ψýŸ¸8Ð Vò… NÐVŽ¡ "9(Ω!ԙס½@Pž¼:-†KŸTÜ5G‡b�ÔQáÊ9$Dd¬\¨´fZA ×Ìuk¢9t¦ ÔçP€�ÏuQà8 æ›—âÊ¢û